Permintaan Pembuat Jam pada Arloji Buatannya
- Kamis, 04 September 2025
- Administrator
- 2 komentar
- Dilihat 30 kali

Permintaan Pembuat Jam pada Arloji Buatannya
Oleh: Joko Prasetyo, S.Si.
Guru Matematika MTsN 5 Kulon Progo
Wahai arlojiku, Aku telah membuatmu dengan segenap presisi dan ketelitian. Jarum detikmu adalah gambaran waktu yang paling jujur, dan detakmu adalah denyut kehidupan.
“Aku ingin kau berdetak sebanyak 86.400 kali setiap hari. Sanggup?” tanyaku pada benda kecil yang kini tersemat di pergelangan tanganku.
Sunyi. Arloji itu seolah tak mampu menjawab, terlalu berat beban yang aku berikan. Angka 86.400 terasa begitu raksasa.
“Baiklah, kalau begitu bagaimana kalau kau berdetak 3.600 kali setiap jam? Lebih mudah, bukan?”
Masih hening. Arloji itu tak bergeming, seolah keberatan.
Aku tersenyum. “Kalau begitu, bagaimana kalau 60 kali setiap menit?”
Tetap tidak ada jawaban. Keheningan itu membuatku berpikir. Betapa seringnya kita merasa terbebani oleh target-target besar yang seolah tidak mungkin kita raih.
“Baiklah, ini tawaran terakhir. Cukup berdetak satu kali setiap detik. Sanggup?”
Detak pertama pun terdengar. Tikk!
Kemudian, detak kedua. Tikk!
Satu per satu, detakan itu terus berlanjut. Perlahan namun pasti. Tanpa lelah.
Hingga kini, arloji itu masih berdetak. Setelah sehari, ia berhasil berdetak 86.400 kali. Setelah sebulan, jutaan detakan telah ia hasilkan. Dan setelah setahun, arloji itu telah membuktikan bahwa dengan konsistensi, ia mampu berdetak 31.557.600 kali. Dan ia akan terus berdetak, selama baterainya masih memiliki daya, selama ada konsistensi.
Ternyata, rahasia keberhasilan arloji ini bukan pada kemampuannya untuk berdetak 86.400 kali dalam sehari, melainkan pada kemauannya untuk berdetak satu kali setiap detik dengan penuh konsistensi. Tanpa ia sadari, detakan yang kecil dan sederhana itu menjadi fondasi kokoh yang membuatnya bisa mencapai target yang mustahil di awal.
Dalam dunia pendidikan, pelajaran ini sangat relevan. Begitu sering kita melihat siswa, dan bahkan diri kita sendiri, terbebani oleh target yang besar. Mungkin itu adalah nilai ujian yang sempurna, atau target hafalan Al-Qur'an yang terasa sangat banyak, bahkan target untuk hasil yang diinginkan dari sebuah kegiatan dan kepantiaan yang sedang dilaksanakan. Seolah-olah, kita diminta untuk "berdetak 86.400 kali" dalam sekejap.
Namun, keberhasilan sejatinya adalah hasil dari akumulasi langkah-langkah kecil yang konsisten. Misalkan dari sudut pandang siswa, keberhasilan matematika tidak datang dari belajar semalam suntuk, melainkan dari menyelesaikan satu soal setiap hari atau mempelajari satu konsep baru setiap kali. Dan untuk sudut pandang guru, pengembangan diri tidak datang dari mengikuti seminar besar setahun sekali, melainkan dari membaca satu halaman buku setiap hari atau menyiapkan satu materi ajar dengan lebih baik dari sebelumnya.
Arloji ini mengajarkan kita bahwa fokus pada proses itu jauh lebih penting daripada berfokus pada hasil akhir yang tampak besar. Dengan melakukan satu hal kecil secara rutin, kita sebenarnya sedang membangun jembatan menuju puncak yang kita impikan.
Kisah arloji ini adalah pengingat para pendidik dan juga siswa, bahwa hal-hal besar dalam hidup tidak diraih dengan satu lompatan raksasa, melainkan dengan ribuan langkah kecil yang penuh ketekunan. Mari berhenti merasa terbebani, dan mulai melangkah, satu detak dalam satu waktu.
2 Komentar
"Makin keren sajaa ini pk Guru MTs 5"